Menikah di usia dini bagi perempuan
berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan karena organ tubuh
terutama yang berkaitan dengan alat reproduksi. Bahkan, anak yang
dilahirkannya pun sangat besar kemungkinan lahir dengan berat badan
rendah dan berisiko tubuh pendek atau stunting (kuntet).
Menurut Deputi Bidang Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dr Julianto Witjaksono, SpOG, risiko itu
akibat fisik perempuan khususnya alat reproduksi yang belum siap
mengalami kehamilan. Misalnya, panggulnya masih kecil, rahimnya belum
siap. Ditambah lagi, mental yang masih labil. Semua faktor itu bisa
mengakibatkan bayi dalam kandungannya kurang gizi.
Saat ini, di Indonesia, ada sekitar 45
persen perempuan menikah di bawah usia 20 tahun. Sebanyak 4,2 persen
menikah pada usia 10-14 tahun, dan 41,8 persen menikah pada usia 15-19
tahun. “Anak stunting ini lebih banyak lahir dari ibu yang hamil di
bawah usia 20 tahun. Anak stunting itu tubuhnya pendek, kecil, dan
ukuran otak kecil. Risikonya mudah kena penyakit jantung dan pembuluh
darah,” kata Julianto di Jakarta, Senin (1/7).
Julianto mengatakan hal yang sama di
hadapan para bidan dan mahasiswa kebidanan saat Seminar Nasional
Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Bidan Praktik Mandiri dalam
Program KB Nasional', dalam rangka Hari Keluarga XX Tingkat Nasional, di
Universitas Haluoleo, Kendari, Kamis (27/6/2013). “Ini harus menjadi
perhatian kita,” ujarnya.
Oleh karena itu, BKKBN gencar
mengkampanyekan program Genre untuk mendewasakan usia perkawinan. Di
Senegal, kata Julianto, jika ada pasangan remaja yang menikah sebelum
usia 20 tahun akan dissiarkan di televisi, di koran. Tujuannya, supaya
masyarakat jadi tahu semua dan secara bersama-sama berupaya menurunkan
pernikahan dini.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan
Indonesia (PD IBI) Sulawesi Tenggara Janita mengatakan, dirinya sering
menemui perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun. Umumnya, saat
melahirkan, mentalnya belum siap. “Dia sering mengeluh karena kan saat
hamil memang tubuh kita berubah sehingga sering tidak nyaman. Kalau
belum matang mentalnya ya pasti kurang mensyukuri,” kata Janita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar