Halaman

Senin, 19 Agustus 2013

Anggaran Revitaliasi KB akan Naik Rp200 Miliar

Pemerintah akan menaikkan anggaran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk revitalsiasi program kependudukan dan keluarga berencana (KB) menjadi Rp2,8 triliun pada 2014 atau naik Rp200 miliar dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp2,6 triliun.

Ada sepuluh provinsi yang menjadi perhatian khusus karena memiliki problema kependudukan yang berat dengan jumlah penduduk lebih dari 7 juta jiwa, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Tengah Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu ada tiga provinsi lagi yang mempunyai TFR (total fertility rate) tinggi yaitu Povinsi DKI Jakarta, Papua, dan Papua Barat.

“Kita harus bisa menekan total kelahiran penduduk. Oleh karena itu, pelayanan KB harus ditingkatkan secara merata di seluruh tanah air. Tetapi kita fokus pada prioritas sasaran di 10 provinsi dan 3 provinsi penyangga itu,” kata Kepala BKKBN Prof dr Fasli Jalal, usai membuka acara Temu Pengelola Kependudukan dan KB Teladan tingkat Nasional 2013 di Marlyn Park Hotel, Jakarta, Jumat (16/8) malam.

Pihaknya akan mendorong penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implat, vasektomi (MOP/metode operasi pria), dan tubektomi (MOW/metode operasi wanita). Selain mencukupi kebutuhan alat kontrasepsi sampai di fasilitas pelayanan KB, pihaknya juga memastikan bahwa masyarakat mudah mengakses fasilitas pelayanan KB tersebut.

 “Kami mendorong penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang, karena masyarakat kita masih kurang disiplin. Tetapi masyarakat masih banyak yang memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik. Ini yang memiliki risiko kegagalan lebih tinggi,” kata Fasli.

Untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang, BKKBN akan menggerakkan semua lini termasuk SKPD-SKPD yang ada di Pemda. Mereka diharapkan memberikan dukungan program KB dan kependudukan antara lain melalui pembinaan kader KB dibawah SKPD yang ada serta program sosialisasi KB disemua unit. “Targetnya penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang yang saat ini baru 15 persen bisa ditingkatkan minimal menjadi 17,5 persen pada akhir 2014,” ujarnya.

Selain Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) para kader KB di lapangan sangat mendukung tercapainya sasaran program KB. Untuk itu, Kepala BKKBN memberikan penghargaan atas loyalitas para pelaksana program KB di lini lapangan. Antara lain mengundang para teladan untuk mengikuti acara Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2013 di Istana Negara.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan semangat, kebanggaan dan penghargaan atas kerja keras dan pengabdiannya terhadap program Kependudukan dan KB dalam mencapai perwujudan Keluarga  Kecil Bahagia Sejahtera, meningkatnya kinerja para pengelola program KKB teladan dalam pengelolaan program Kependudukandan KB di lapangan.

Sementara itu, dalam pertemuan Pengelola Program KKB Teladan Tingkat Nasional dihadiri oleh sekitar 2.000 PLKB dan kader KB seperti Institusi Masyarakat Pedesaan dan Pasangan KB Lestari TeladanUtama Tingkat Provonsi, BidanPuskesmas yang melakukanpelayanan KB-MKJP, Dokter dan Bidan Swasta, KB Perusahaan, dan Motivator KB Mandiri, Remaja dan Generasi Muda pendukung program KKB Teladan, Kader BKR, BKB BKL, PPKS terbaik, PengelolaKelompok UPPKS terbaik, Para Juara Keluarga Harmonis dari seluruh provinsi. sumber@bkkbn